Perencana-perencana sudah menentukan jadwalnya masing-masing untuk perayaan hari esok. Komar tetap dengan tradisinya; naik gunung. Flashback tentang kisah pendakian di Gunung Semeru tahun 2017, ada sensasi keindahan gunung yang hilang ditelan ramainya euforia pengunjung. Alhasil, Ranu Kumbolo tak begitu mesra, berasa dipasar malam walaupun tanpa biang lala.
Besok adalah perayaan besar Negara ini, 17 Agustus, tentu, akan ada rencana besar untuk merayakankannya. Rencana itu telah diatur sejak beberapa hari sebelumnya, ada yang batal, ada yang berangkat wae-selow wae. Ada juga yang tiduran sampe siang di dalam kamar yang berantakan.
Sudah pasti gunung-gunung kedatangan tamu besar berjenis manusia yang tingkah dan kebiasaannya unik-unik.
Hai Gunung. Ujar Komar. Sembari melihat puncak dari bawah kaki gunung tersebut.
Komar berencana menancapkan bendera Merah Putih disana.
Komar adalah masyarakat madani yang sudah terdaftar BPJS.
Komar dan sebagian besar penduduk Indonesia yang tak sepenuhnya mempunyai E-KTP mendaki Gunung.
Gunung menelpon Pantai.
Tutt....Tuttt..
Halo (pan)Tai.
Ehh whazaaapp nung. Pantai menjawab.
Gimana disana. Tambah Gunung.
Ngak asik nih, 2R (Rame, Risih). Jawab Pantai.
Yaudah cabut yuk.
Kemana ?
Ke RT atau Kecamatan terdekat aja, sebagian besar pemudanya pasti pergi, siapa tahu panitia kurang. Ajak Gunung.
Yaudah kuy. Tutup Pantai dan mereka otw menuju wilayah terdekat.
Komar sudah mencapai Pos 2 pendakian gunung. Ia berombongan 10 orang.
Sebelum Gunung dan Pantai pergi, ia berpesan kepada Komar dan satu spesiesnya.
Baik-baik disana bosque, aku pergi bentar, nanti aku essssmosiii lihat tingkah kalian kaya tahun lalu. Sampah dimana-mana. Apalagi, waktu posting di Ig, ngak Tagging akun aku lagi. Parah lu mar.
Pantai selow menyimak.
Senyum menye-menye. Komar
Gunung dan Pantai, bergegas pergi, mereka tidak ikut jadi panita melainkan ikut jadi peserta lomba makan kerupuk. Sebelum mulai lomba, mereka ter-diskualifikasi-kan karena belum mendaftar registrasi jadi peserta. Gunung dan Pantai tidak ikut Technical Meeting. Perlombaan jadi kacau karena kurang panitia. Sempat terjadi huru hara antara SD 1 dan SD 2 yang sedang tarik tambang. Bala bantuan datang sambil tawa ceria. Ibu-ibu lomba lari karung, karungnya dibawa pulang. Lumayan. Katanya.
Gunung dan Pantai hanyut dalam euforia sederhana. Mereka selow meramaikan tempat-tempat yang tak ramai agar kemeriahan terbagi. Bicara euforia memang mudah, namun memaknai umur yang sudah masuk 74 Tahun ini, ahhhh.... aku rasa kita tidak akan jadi untuk bereuforia dan memilih tidur siang sadja.
Gunung dan Pantai menarik jakun, berharap semoga momentum ini dapat dijadikan ajang pendewasaan diri demi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.
Gunung, Pantai dan Komar adalah kesatuan, ia akan hadir dalam doa dan tindakan untuk Indonesia lebih baik
*Komar naik Gunung lupa bawa kopi. (Insta Story Pacar Komar)
*Pak Camat Kata Sambutan; Merdeka.
(Berita di Koran)
 |
Gunung (Hitam) Pantai (Merah) |
Komar dkk.