Dikala Gondrong Tiba

Gondrong adalah sebutan untuk seorang laki-laki berambut panjang, Itulah kenapa cewek tidak disebut Gondrong, karena mereka bukan laki laki dan laki laki bukan mereka, tapi mereka dan laki laki ditakdirkan untuk menyatu sehingga mampu menciptakan Gondrong junior, Coretan Payah edisi "Dikala Gondrong Tiba", akan mengulas sepenggal cerita dari sepanggul kisah yang terjadi selama Gondrong itu tiba.

Alasan Pecinta Alam ?

Tariklah nafas dari udara bersih itu. Kemudian biarkan sepatu tua keluar dari rak-nya. Kain segi tiga itu biarkan ada. Rutinitas akan kalah, kalahlah dengan jiwa. Nyaman akan jauh, dipecahkan dan terpelanting. Tentu ada kisah, dari perjalanan jauh melelahkan.

#SaveCawang | Sudah Dengar Tangisan Cawang hari ini ?

Payah, tangisan Cawang tak terdengar, jelas tangisan itu rintih. betul aku adalah orang yang payah, bagaimana tidak, seorang mahasisw...

Siul fales mengiringi pagi yang hampir saja terlewatkan, hari ini hampir saja habis di zona nyaman, dikasur yang tak terjemur entah berapa bulan. Kopi panas kuperintahkan untuk dibuat padahal hanya ada aku dan kucing waktu itu, astaga, kucing itu belum terlatih untuk segelas kopi, segelas kopi yang di dedikasikan untuk modal berpikir dan berandai-andai.

Thursday, 31 December 2020

Dua Ribu Dua Satu

Lambat laun mau tidak mau, sadar atau tidak sadar, bahwa kita belum tuntas untuk diri sendiri, jika seperti ini terus menerus. Sudah berapa banyak harapan yang pada akhirnya sering bertolak belakang dengan kenyataan. Kini, berulang kali aku tersadar kemudian hilang ingatan lagi, atas kekeliruan dari cara berharap tersebut. 

Berharap memetik buah di ujung dahan tertinggi sedangkan buah matang terdekat tertutup bayang-bayang birahi. 

Dua Ribu Dua Satu.

Aku sangat antusias untuk  menelantarkan pertemuan-pertemuan yang menarik barusan, hanya untuk dapat bemesraan dengan malam itu secara sendiri, malam ekslusif, malam yang disebut sebagai malam tahun baru tanpa resolusi tercatat. 

Dua Ribu Dua Satu, entah celaka atau anugerah, aku masih di planet bumi dan diberi kesempatan untuk menitih buih agar sampai ke seberang. Seperti orang kelayakan, di tahun yang baru ini, ada banyak Resolusi yang diterima oleh maha penerima, melalui alamat email yang menembus langit-langit. Malu rasanya bertahun-tahun egois dengan tercatat berlapis-lapis.

Dua Ribu Dua Satu.

Resolusi ku sudah tidak tercatat lagi, tidak bernama, apalagi memiliki poin kesatu, kedua dan seterusnya. Secara gambaran kata adalah; memetik buah terdekat dan mengunyahnya dengan laras hati. Memetik yang terdekat bukan berarti sembarang, karena buah tidak kan beda dari benih yang sudah disemai, tidak kan jauh dari bagaimana tanah yang diberi pupuk, bahkan tidak akan melenceng dari ; bagaimana engkau menghargai yang hidup meskipun itu tergolong hama. Bagaimana bisa keragu-ragukan terhadap usul itu muncul jika asalnya sudah diketahui.

Dua Ribu Dua Satu.

Aku serahkan segala yang datang untuk jadi, jadi dan jadi, asalkan itu memang buah dari mu, buah yang memang dari mu dan memang untuk ku. Aku serahkan juga segalanya, atas apa yang dari mu, muncul dari mu, dan membenamkan apa yang dari ku dan segala keakuan semu itu.

Dua Ribu Dua Satu
Aku akan memetik buah terdekat itu. 

Izinkan, aku mencoba fixsasi dengan diriku, hanya mencoba dengan segala keterbatasan, tertatih-tatih agar tak rasa-rasa, menyerahkan resolusi tanpa tercatat ini kepada yang maha membolak balikan hati. 

Dua Ribu Dua Satu
Aku akan memetik buah terdekat itu. 

Hingga sampai nantinya aku sudah tidak memikirkan lagi gerak langkah mana yang dari mu atau dari ku karena energi itu telah menjadi satu di Dua Ribu Dua Satu


Di Kamar Berantakan.
Lubuklinggau, Satu Januari Dua Ribu Dua Satu.
Dua Ribu Dua Satu, Cik Ayub.




Tuesday, 8 December 2020

Manis dan Manja

Kita sudah terjebak semenjak memutuskan untuk lahir. Yang dapat kita lakukan agar tetap selamat adalah meneruskan cara lama mereka.

Mau apalagi kau, adikku yang manis dan manja, graham gigi kita masih jenis susu untuk memakan siasat mereka.

Jangan berteriak adik ku yang manis dan manja, aku takut pikiran barusan itu hanya karena kita tidak dapat bagian.

Rona merah pipimu malu, pemikiran-pemikiran idealmu mati sebelum hidup.

Mau bagaimana lagi kau, adik ku yang manis dan manja, sudah begitu nampak bukan? Kita memang dibentuk untuk menjalankan cara lama, kemudian menjadi binatang buas dan hidup di belantara hutan.

Kita sama sama manis dan manja adik ku, yang dapat kita lakukan saat ini adalah; mentertawakan diri sendiri dan menari seadanya.


Bengkulu, 09 Desember 2020.






Selesai di Bowok dan Parjok.

"Sudahlah Jok, kita emang sudah terseok-seok dihujani penjelasan baik secara ontologi, epistimologi, aksiologi dan jutaan "gi, gi" lainnya supaya kita sadar bahwa tidak semua pengetahuan akan sesuatu hal itu paripurna kita ketahui. Dan tidak semuanya butuh penjelasan, meskipun kebenaran nya butuh dijelaskan."

Pos ronda sedang sepi saat itu, hanya aku dan Parjok, hujan gerimis, rombongan jamaah rondaniyah belum merapat untuk bermain gaplek. 

"Ngak bisa gitu Wok!" 

Bantah Parjok santai sambil mengupas kulit ubi rebus.

"Itu pengerdilan dalam berpikir, bahaya itu Wok, ngak bisa gitu, apalagi sama aku ngobrolnya. Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau dibawah atap pos ronda ini tidak memfasilitasi pemikiran-pemikiran yang terbatas." 

Sontak duduk ku berubah posisi, bantahan Parjo begitu menohok.
Aku yang awalnya sedang senderan featuring selonjoran, jadi gelagapan kemudian duduk bersila.

Aku ingin menohok nya balik.
Kemudian aku kembali senderan featuring selonjoran lagi. Terdengar helaan nafas ku.

Hmmm..

"Iya juga ya Jok, akhir-akhir ini aku banyak fokus untuk mengevaluasi diri Jok, apalagi tentang prinsip. Emang keliru Jok terlalu banyak prinsip-prinsipan, prinsip ini prinsip itu, padahal pemikiran dipengaruhi kondisi saat ini, dan begitu juga pada saat pencetusan prinsip saat itu. Celakanya kondisi saat ini dan saat itu beda, celakanya lagi aku yang berprinsip kemudian menelannya kembali, sendirian pula." 

"Ya, kalau soal prinsip ini lumrah Wok, mau gimana lagi, tiap hari kita disuguhkan terus dengan tayangan-tayangan yang melabel harga murah tentang prinsip. Makanya hat- hati soal prinsip. Karena dia hidup dalam pikiranmu dan menahkodai tingkah laku mu."

Obrolan kami kadang terjeda.

Suara gerimis beberapa detik terdengar jelas .

Bunyi gigi Parjok buka katup mengunyah ubi rebus. Risihhh, kadang meludah-ludah kearah luar. Dia lupa kalau ini bukan pos ronda biasa.

"Tapi gini Jok, sadar ngak bahwa manusia semakin lucu sejak punya pikiran, ini berdasarkan analisa ku beberapa musim ini. Manusia mati-matian mencari keadilan, di sisi lain ketika kebenaran disampaikan, manusia saling mengucilkan. Manusia juga mengidamkan kebijaksanaan tapi tersesat dalam labirin yang dianggap benar dan dinilai salah."

"Hahaha, Parjok Ketawa
Itu bukan lucu, ya memang begitu, manusiakan punya masing masing sudut pandang dan manusia punya pemikiran dengan versinya masing-masing." Bantah Parjok.

Emang lucu disana kau anggap apa Jok. Tegas Bowok.

Emang apa? Tanya Parjok ketus.

Ya, emang ngak lucu apa Jok?  Kalau manusia punya banyak tipe suara. Mending jadi kuda, ia tidak bisa disuruh bersuara seperti kerbau. Beda kalau manusia, ada segudang tipe suara dalam folder otaknya, ia pakai seseuaikan keadaan, kadang jadi kuda, kadang jadi kerbau, padahalkan dia manusia, harusnya suaranya manusia.

Gerimis masih menghentak tipis tipis.
Parjo menadah tangannya di ujung atap pos ronda, sebelum rintik hujan menuju tanah.

Dalam hati Parjo semoga notulensi dalam obrolan  ini adalah penduduk langit. 

Jok, kamu juga sudah tahu bahwa sudah berapa banyak kita sama- sama mengetahui perang dan bergelimpangannya mayat-mayat yang saling bunuh hanya karena memperjuangkan kebenaran nya masing-masing. Iya berdiri dikebenarannya masing-masing dan memasang badan untuk pertumpahan darah. Tambah Bowok

Jok. Aku ingin bertanya padamu, apakah kebenaran dan kebijaksanaan itu sama ?
Kalau sama seperti apa?
Kalau beda, kau mencintai yang mana diantaranya.

Sudahlah jok, tidak usah dijawab.
aku hanya butuh pemikiran itu keluar di atap pos ronda ini, 
anggap saja aku sedang mengawur.

Mata Parjo menyeledik kearah ku, telunjuknya kearahku menilai curiga.

"Oke fix, aku tahu! Pasti kamu sekarang sedang kalah judi kan Wok?" 

Hahahaha.. Parjok ketawa.

Jadinya kamu sok sok an gini, biar kelihatan gitu. Hahahaha. Tanggap Parjok.

Sudahlah wok.
Kita makan ubi rebus saja.
sesekali nanti akan ku traktir bakso, kalau aku menang togel. Tambah Parjok

Obrolan tadi hanya untuk kita berdua ya Jok ? Bowok meminta.

iya deh iyaa. Tutup Parjo.

Susana Pos Ronda sesudah sholat Isya masih gerimis, sepertinya jemaah rondaniyah tidak kopdar dan maen gaplek malam ini.

Mang supri lewat naik motor sesudah menjemput anaknya pulang mengaji.

Woi melamun wae sendirian. Kejut mang supri sembari lewat depan pos ronda.

Bowok dan Parjok hilang, aku tersedar kalau dari tadi sendirian.

Selesai di Bowok dan Parjok.



luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com