Dikala Gondrong Tiba
Gondrong adalah sebutan untuk seorang laki-laki berambut panjang, Itulah kenapa cewek tidak disebut Gondrong, karena mereka bukan laki laki dan laki laki bukan mereka, tapi mereka dan laki laki ditakdirkan untuk menyatu sehingga mampu menciptakan Gondrong junior, Coretan Payah edisi "Dikala Gondrong Tiba", akan mengulas sepenggal cerita dari sepanggul kisah yang terjadi selama Gondrong itu tiba.
Alasan Pecinta Alam ?
Tariklah nafas dari udara bersih itu. Kemudian biarkan sepatu tua keluar dari rak-nya. Kain segi tiga itu biarkan ada. Rutinitas akan kalah, kalahlah dengan jiwa. Nyaman akan jauh, dipecahkan dan terpelanting. Tentu ada kisah, dari perjalanan jauh melelahkan.
#SaveCawang | Sudah Dengar Tangisan Cawang hari ini ?
Payah, tangisan Cawang tak terdengar, jelas tangisan itu rintih. betul aku adalah orang yang payah, bagaimana tidak, seorang mahasisw...
Siul fales mengiringi pagi yang hampir saja terlewatkan, hari ini hampir saja habis di zona nyaman, dikasur yang tak terjemur entah berapa bulan. Kopi panas kuperintahkan untuk dibuat padahal hanya ada aku dan kucing waktu itu, astaga, kucing itu belum terlatih untuk segelas kopi, segelas kopi yang di dedikasikan untuk modal berpikir dan berandai-andai.
Sunday, 3 October 2021
Varian Hidup Penduduk Bumi.
Saturday, 4 September 2021
Mabuk Keadaan Lebih Kejam Dari Pada Mabuk Tahi
Kawan, kondisi temanmu sekarang sedang tidak baik, goyang tak beraturan, mudah- mudahan kami dapat kondisi yang dirahmati oleh Allah, Tuhan sejagat alam. Teman mu sedang dalam keadaan tidak baik dan steril, sekali lagi mudah- mudahan Allah "sudi hati" sebagai maha Rahman. Aku sedang tidak baik teman, aibku tetap saja disembunyikan, Allahuakbar. Aku sedang dalam ketidakbenaran yang membumbung tinggi, dalam kacamata kebanyakan, kuharap kau mengerti. Inilah perkara dosa yang aku alami. Karma seperti apa yang menungg pasti di depannya. Kalaupun sedikit ngawur dalam tulisan ini, maafkan lah. Karena saat ini yang ku pikirkan hanya menjawab tulisan mu. Maaf.
Setiap pertanyaan akan keliru ketika tidak menimbulkan jawaban yang berdialektika, maka hargai itu. Dosaku adalah bagian dari doa yang lainnya, maka pasrahkan itu. Kawanmu begitu pandai saat ini, menyembunyikan siapa dia. Tidak ada pembenaran jelas akan itu, sudah kongkrit. Selain maaf tidak ada ada lagi yang bisa dihaturkan.
Kenapa lagi-lagi bertanya sedang jawaban itu punya versinya masing-masing. Kita sudah jelas hidup dalam perjuangan berdasarkan versi masing-masing kebenaran, yang kita percayakan adalah musik atau olahraga sajalah. Jika memang sungkan, jangan ada perdebatan untuk malam ini saja, meskipun aku tahu gemuruh petir saat ini sedang membelalak di kepala-kepala batu seperti kita ini.
Tidur lah dengan nyenyak beberapa hari ini selagi aku dalam kesadaran yang lain, tetaplah dalam kesadaran yang hakiki, yang bijak, yang memberikan peluang yang jahat tetap hidup dan yang baik tetap berkembangbiak. Jangan turuti, jangan ikuti pepatah sampah ini, selagi sempat temui aku di siang hari, dalam jam-jam begini aku begitu jahat dan lari dalam realitas sebenarnya.
Jangan tertawa palsu lagi yang jelas aku berada di posisi mu. Walaupun tidak ada pembenaran untuk saat ini, pada diriku yang hina ini. Selain diri sendiri, siapa lagi yang mau kita kelabuhi. May God bless us, but, whatever it is, I always stand with you, on and on, untill God guide us, untill the answer answered no answers.
I love you, but who's stiil love me in this condition, even God.
I am drunk and you slepp on well. Hehe
Sunday, 30 May 2021
Matahari Yang Lain
Lihat matahari yang barusan. Tersebutlah sama, meskipun hari ini tidak secerah seperti kemarin. Matahari yang sangat indah itu bermanfaat jika ia berada di porsinya dan sesuai kondisi nya. Jangan paksa ia menjadi beda hanya karena perkara cuaca dingin dan hangat. Jika ia benar-benar bisa memilih, bukankah sesekali ia bisa saja mendekat dan membakar apa saja dalam sinarnya.
Mencintai matahari yang jauh, adalah dengan mencium tanah yang kau injak, menghargai yang hidup dengan memuji bagian lain yang rela mati untuk kehidupan. Pun mencintai matahari kemarin, adalah mensyukuri bunga yang gugur hari ini, kemudian bersukacita terhadap semerbak aroma oksigen secara sadar dan terang-terangan.
Di dalam selubung bagunan hati yang runtuh dan anggaplah begitu berantakan, tetaplah terjaga di bawah sinar matahari. Jawaban yang belum datang dan menampar dengan hadirnya ketidaksesuaian harapan, mungkin adalah petunjuk lain untuk lebih menjiwai matahari. Hinga secara terus menerus, meskipun hanya sedikit demi sedikit, hingga terlihatlah matahari satu dari yang lainnya, yang dapat terasa melalui kebaikan- kebaikan kecil di sekitar hidup.
Tidaklah harus menjadi matahari meskipun nyatanya matahari amatlah banyak. Tidaklah harus menjadi matahari meskipun tidak menjadi matahari adalah matahari itu sendiri. Matahari lainnya yang tidaklah satu, yang hangat cahaya nya memberi arti bagi sesama mahluk, bagi adik, anak, ibu, bapak, keluarga, istri, suami, teman dan lainnya. Jangan biarkan itu padam dan tetaplah pada porsinya, sejatinya bermanfaat adalah sebaik-baik nya hidup. Matahari sudah seharusnya adalah kita bersama, hingga kemudian semua orang saling menerangi dan kekurangan cahaya dalam bilik-bilik cadar, menjadi binar, memancar dari berbagai sudut dan arah. Nyalah dan hangatilah sebagai matahari yang lain, kemudian matilah secara sukarela untuk hidup nya matahari yang lain lagi.
![]() |
Cik Ayub |
Thursday, 31 December 2020
Dua Ribu Dua Satu
Tuesday, 8 December 2020
Manis dan Manja
Selesai di Bowok dan Parjok.
![]() |
Selesai di Bowok dan Parjok. |
Monday, 17 August 2020
Musuh Yang Salah dan Jiwa Kurang Gizi
75 Tahun, sebelum kita lahir di Dunia ini, ada semangat pendiri bangsa yang berapi-api melahap penindasan. Meringkuk kau dalam kepasrahan kepada mata siapapun saja yang hendak menarik kesimpulan dari semangat kemerdekaan. Kau menganga, mengences, kemudian bersiap gagah.
Apimu membara, matamu menggerling kiri kanan, menyelidik setiap serangan yang bakal datang. Kau gelisah karena musuhmu belum datang. Gelaplah medan perjuangan, hilang pandangan.
Mata merupakan Indra, yang telah kalah telak, dan cenderung keliru, ia dangkal hanya melihat permukaan. Menangis kau karena tidak tahu menahu. Salah kaprah kau, karena jiwa yang kurang gizi, telah menghantarkanmu pada labirin-labirin dunia.
Pilihlah, silakan ambil perkakasmu dalam penilaian, kita punya pengalaman dan pengamatan masing-masing. Matamu bukan mataku, hatimu bukan hatiku, mekarlah dan jadi semerbak wangi-wangian bunga sedap malam, pada waktunya masing-masing, pada sunyinya sendiri-sendiri. Entah pemaknaan apa yang mampu ia bawa pulang.
Musim telah berganti, ditandai aroma tanah kemarau yang membasah . Nafasmu sesak dan terus-menerus menari tak kenal irama. Apa yang sebenarnya kita perjuangkan, mana musuh kita, mana? Hadapkan mocongnya, biar aku tebas di depanku. Dan kau hanya hidangkan cermin tak bertuan. Aku membentak, jika semuanya tidak benar dan keliru, kau hadapkan aku lagi dengan cermin itu. Apa yang sebenarnya telah dilakukan? Kita berjuang mati-matian dengan musuh yang salah.
Bangun...
Bangun...
Bangunlah Jiwanya...
Badannya kurus, jiwa nya kurang gizi.
Apa yang sebenarnya badan-badan tuan telah lakukan?
Lubuklinggau, 17 Agustus 2020.