Thursday, 31 December 2020

Dua Ribu Dua Satu

Lambat laun mau tidak mau, sadar atau tidak sadar, bahwa kita belum tuntas untuk diri sendiri, jika seperti ini terus menerus. Sudah berapa banyak harapan yang pada akhirnya sering bertolak belakang dengan kenyataan. Kini, berulang kali aku tersadar kemudian hilang ingatan lagi, atas kekeliruan dari cara berharap tersebut. 

Berharap memetik buah di ujung dahan tertinggi sedangkan buah matang terdekat tertutup bayang-bayang birahi. 

Dua Ribu Dua Satu.

Aku sangat antusias untuk  menelantarkan pertemuan-pertemuan yang menarik barusan, hanya untuk dapat bemesraan dengan malam itu secara sendiri, malam ekslusif, malam yang disebut sebagai malam tahun baru tanpa resolusi tercatat. 

Dua Ribu Dua Satu, entah celaka atau anugerah, aku masih di planet bumi dan diberi kesempatan untuk menitih buih agar sampai ke seberang. Seperti orang kelayakan, di tahun yang baru ini, ada banyak Resolusi yang diterima oleh maha penerima, melalui alamat email yang menembus langit-langit. Malu rasanya bertahun-tahun egois dengan tercatat berlapis-lapis.

Dua Ribu Dua Satu.

Resolusi ku sudah tidak tercatat lagi, tidak bernama, apalagi memiliki poin kesatu, kedua dan seterusnya. Secara gambaran kata adalah; memetik buah terdekat dan mengunyahnya dengan laras hati. Memetik yang terdekat bukan berarti sembarang, karena buah tidak kan beda dari benih yang sudah disemai, tidak kan jauh dari bagaimana tanah yang diberi pupuk, bahkan tidak akan melenceng dari ; bagaimana engkau menghargai yang hidup meskipun itu tergolong hama. Bagaimana bisa keragu-ragukan terhadap usul itu muncul jika asalnya sudah diketahui.

Dua Ribu Dua Satu.

Aku serahkan segala yang datang untuk jadi, jadi dan jadi, asalkan itu memang buah dari mu, buah yang memang dari mu dan memang untuk ku. Aku serahkan juga segalanya, atas apa yang dari mu, muncul dari mu, dan membenamkan apa yang dari ku dan segala keakuan semu itu.

Dua Ribu Dua Satu
Aku akan memetik buah terdekat itu. 

Izinkan, aku mencoba fixsasi dengan diriku, hanya mencoba dengan segala keterbatasan, tertatih-tatih agar tak rasa-rasa, menyerahkan resolusi tanpa tercatat ini kepada yang maha membolak balikan hati. 

Dua Ribu Dua Satu
Aku akan memetik buah terdekat itu. 

Hingga sampai nantinya aku sudah tidak memikirkan lagi gerak langkah mana yang dari mu atau dari ku karena energi itu telah menjadi satu di Dua Ribu Dua Satu


Di Kamar Berantakan.
Lubuklinggau, Satu Januari Dua Ribu Dua Satu.
Dua Ribu Dua Satu, Cik Ayub.




4 comments:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com