Friday, 9 December 2016

Bangunan Petak Dua Pintu

Suara dengkur teman yang tidur duluan memberi kode lelap malam hanya untuknya. sebagian orang duduk saling hadap sedang menghentakan batu gaplek "pletak" riuh saling ejek sembari menghentak meja dan mengeraskan suaranya. sebagiannya lagi sibuk dengan dunia maya nya, termasuk aku dengan kesempatan ini, mencoba berfantasi dengan keadaan.

Malam waktu itu, gerimis menuju deras. Di jalan koral, beberapa motor dibiarkan kehujanan. Gelas bekas kopi isyarat malam untuk dinikmati lebih lama. Suasana malam memang harus ramai, jangan sampai kalah dari konser jangkrik diluar sana. 

Siang tadi kami berbicara dunia, membahas mengenai kondisi alam raya lengkap dengan kejahatan manusianya. Semangat untuk datang walaupun telat melatarbelakangi pentingnya pertemuan itu, memposisikan diri agar dapat berbicara kebenaran. Orang-orang disini begitu fleksibel, mampu lebih serius disaat suasana serius bahkan disaat tidak serius banyak kiasan tentang persoalan dunia, mengenal tuhan, bersikap bijak tentang agama, cinta dan Indonesia. Siang, sore dan malam, yang jelas pagi sering terlewatkan. 

Bicara tentang malam tentu makin malam makin liar dan tidak terbendung lagi. Beberapa orang mulai menyerah dan memilih tidur padahal obrolan sedang berada pada puncaknya. Bangunan petak terpelosok ini merupakan bagian ujung dari gang tiga, merupakan tempat canda tawa dan keliaran manusia yang siap menjawab tantangan dunia. Orang-orang asik, tidak kaku dalam bersikap berkumpul dengan keyakinan teguh, teruji dan bermental baja. Apa jadinya bagunan yang berada di ujung ini tanpa ada keriuhan khas dengan backsound jangkriknya, mungkin rumput liar sudah jadi setinggi rumah, lusuh dan jadi sarang jin.

Ada malam, ada episodenya, banggaku meluber dengan ketidak-sia-sia-an bagunan petak dua pintu ini berguna dan memiliki nilai lebih dibanding tegap gedung-gedung besar, disini kami ada dan berpikir. Jikalau bangunan dua pintu ini bisa bersaksi, mungkin akan sedikit cerewet karena banyak cerita dari ide dan gagaasan baru itu untuk dijelaskan. Nilai yang seperti itu yang mengalahkan bangunan mewah di sebelahnya.

Banyak tempat-tempat duduk baru hadir, sebagai media ngobrol santai disore harinya, saling menyapa dan bertanya yang seharusnya tidak ditanyakan. kalau kau tidak percaya, silakan tanyakan pada pohon peneduh diperkarangan itu.

Bangunan ini harusnya bangga dan memang harus begitu, banyak tamu dari penjuru negeri tidur dan tumpah di dalamnya, banyak anak dengan minat belajarnya mengerti dari sini. Bagunan petak dua pintu ini punya daya tarik, tempat terdamai di jagad raya saat ini. Bangunan ini nantinya akan jadi sejarah dan napak tilas orang orang yang jauh nanti, bagunan ini unik sekali, dia kecil, jauh dan terpelosok namun ramai, riuh dan tempat bagi orang-orang dengan ide dan gagasan besar.

Bagunan petak dua pintu ini sejarah bagiku di bagian bumi ini, 
Bagunan petak dua pintu ini sejarah masa mahasiswaku lengkap dengan seluruh persoalanya. Bagunan petak dua pintu ini sejarahku dengan orang-orang hebat disekelilingku.
Bagunan petak dua pintu ini sumbu dari  pemikiran liar itu.
Bagunan petak dua pintu ini mengajarkanku, bahwa aku harus jadi manusia.
Aku bangga dengan "Bagunan petak dua pintu ini" 



0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com