Dikala Gondrong Tiba
Gondrong adalah sebutan untuk seorang laki-laki berambut panjang, Itulah kenapa cewek tidak disebut Gondrong, karena mereka bukan laki laki dan laki laki bukan mereka, tapi mereka dan laki laki ditakdirkan untuk menyatu sehingga mampu menciptakan Gondrong junior, Coretan Payah edisi "Dikala Gondrong Tiba", akan mengulas sepenggal cerita dari sepanggul kisah yang terjadi selama Gondrong itu tiba.
Alasan Pecinta Alam ?
Tariklah nafas dari udara bersih itu. Kemudian biarkan sepatu tua keluar dari rak-nya. Kain segi tiga itu biarkan ada. Rutinitas akan kalah, kalahlah dengan jiwa. Nyaman akan jauh, dipecahkan dan terpelanting. Tentu ada kisah, dari perjalanan jauh melelahkan.
#SaveCawang | Sudah Dengar Tangisan Cawang hari ini ?
Payah, tangisan Cawang tak terdengar, jelas tangisan itu rintih. betul aku adalah orang yang payah, bagaimana tidak, seorang mahasisw...
Siul fales mengiringi pagi yang hampir saja terlewatkan, hari ini hampir saja habis di zona nyaman, dikasur yang tak terjemur entah berapa bulan. Kopi panas kuperintahkan untuk dibuat padahal hanya ada aku dan kucing waktu itu, astaga, kucing itu belum terlatih untuk segelas kopi, segelas kopi yang di dedikasikan untuk modal berpikir dan berandai-andai.
Thursday, 31 December 2020
Dua Ribu Dua Satu
Tuesday, 8 December 2020
Manis dan Manja
Selesai di Bowok dan Parjok.
![]() |
Selesai di Bowok dan Parjok. |
Monday, 17 August 2020
Musuh Yang Salah dan Jiwa Kurang Gizi
75 Tahun, sebelum kita lahir di Dunia ini, ada semangat pendiri bangsa yang berapi-api melahap penindasan. Meringkuk kau dalam kepasrahan kepada mata siapapun saja yang hendak menarik kesimpulan dari semangat kemerdekaan. Kau menganga, mengences, kemudian bersiap gagah.
Apimu membara, matamu menggerling kiri kanan, menyelidik setiap serangan yang bakal datang. Kau gelisah karena musuhmu belum datang. Gelaplah medan perjuangan, hilang pandangan.
Mata merupakan Indra, yang telah kalah telak, dan cenderung keliru, ia dangkal hanya melihat permukaan. Menangis kau karena tidak tahu menahu. Salah kaprah kau, karena jiwa yang kurang gizi, telah menghantarkanmu pada labirin-labirin dunia.
Pilihlah, silakan ambil perkakasmu dalam penilaian, kita punya pengalaman dan pengamatan masing-masing. Matamu bukan mataku, hatimu bukan hatiku, mekarlah dan jadi semerbak wangi-wangian bunga sedap malam, pada waktunya masing-masing, pada sunyinya sendiri-sendiri. Entah pemaknaan apa yang mampu ia bawa pulang.
Musim telah berganti, ditandai aroma tanah kemarau yang membasah . Nafasmu sesak dan terus-menerus menari tak kenal irama. Apa yang sebenarnya kita perjuangkan, mana musuh kita, mana? Hadapkan mocongnya, biar aku tebas di depanku. Dan kau hanya hidangkan cermin tak bertuan. Aku membentak, jika semuanya tidak benar dan keliru, kau hadapkan aku lagi dengan cermin itu. Apa yang sebenarnya telah dilakukan? Kita berjuang mati-matian dengan musuh yang salah.
Bangun...
Bangun...
Bangunlah Jiwanya...
Badannya kurus, jiwa nya kurang gizi.
Apa yang sebenarnya badan-badan tuan telah lakukan?
Lubuklinggau, 17 Agustus 2020.
Thursday, 13 August 2020
Linglung
Wednesday, 12 August 2020
Tugas Kita Baku Hantam
Riak wajahmu sudah mendidih.
Merah merona dan kemudian meluap.
Riuhhh...
Meja dan kursi sudah tidak lagi sebagai fungsinya.
Berserakan dan berjatuhan.
Ketimbang malu, Merah merona adalah jalan terakhir.
Kemudian jari-jari telunjuk itu saling beradu.
Sana sini.
Membela dengan gagah, atas kebenarannya masing-masing.
Suasana-suasana penuh rona merah dan meluap-luap.
Angin telah berhembus, yang tersajikan hanyalah rona merah dan luapan.
Angin berhembus sana sini.
Saling bermain peran.
Saling mengeruhkan air, air di riak kecil.
Usai sorotan merekam riak wajahmu.
Sementara itu pula, ada angin lain diantara kalian-kalian saja.
Diamlah dan duduk saja.
Rona-rona merah itu ada panggung lain yang tertutup bilik layar.
Tak dapat dijangkau lagi.
Sebagian kecil hanya untuk kita
Sebagian besar hanya untuk mereka-mereka saja.
Tugas kita hanya untuk menjadi kacau balau.
Rona merah dapat panggung.
Rona merah bersama sutradara dan crew-crew lama
Dan mereka adalah mereka saja.
Tugas kita, lagi-lagi, hanya menjadi kacau balau.
Kemudian baku hantam.
Lubuklinggau, 12 Agustus 2020