Kali ini kita bertaruh, malam yang habis atau aku. Bersama personil notebook kecil yang hampir patah dengan wifi menumpang, tentu strategi apik untuk menerobos malam. Tidak diragukan lagi, ternyata dugaan tentangga benar, malam juga lengkap dengan serdadu bintang yang siap menyerbu mata, mendorong tubuh dengan anginnya kemudian membuka sinar bulan yang terhalang awan, pelahan timbul membuat kekuatan malam semakin mendesak seolah memberi isyarat.
Menatapnya adalah konyol, serdadunya sudah cukup memaksa diri untuk hanyut dalam rayuannya. Malam kali ini memang kuat, berani sekali dia mendorong kebelakang, mensiasati pikiran lalu. Entah disebut apa malam itu, arusnya begitu deras, kurasa wajar jika hanyut dalam kenangan, dibawanya aku kedalam, entah terseret atau seperti apa, kenangan itu masuk diantara sel sel otak yang mencoba terhubung kembali untuk mengingatnya.
Coba saja sejak awal tidak ku tantang, mungkin kejadiaanya tidak seperti ini, menantang malam adalah lelucon besar, sebab mereka akan hadir lagi sampai akhirnya kau lelah sendiri. Hanya aku yang tahu malam itu, malam itu semakin menjadi-jadi tanpa memberi ampun. Begitu lah malam dengan persekongkolannya.
Tentu saja malam ini bukan untuk mu. Biarkan ketidakjelasannya tanpa memberi arti. Sebab kenangan itu begitu liar sampai bingung menceritakan topiknya. Sedangkan aku tetap saja bersandiwara untuk membungkam kenangan itu, tanpa sedikitpun menceritakan apa yang sebernarnya terkenang.
Malam belum habis, begitu juga dengan kisah yang akan kujalani. Tidak akan kuberi kesempatan pada malam untuk mengenang kisah yang itu-itu saja, sebab kisah masih mempunyai sedikit waktu untuk diperbarui. Memang malam terkadang tidak adil, mengacak seenaknya setiap kisah. Memang malam terkadang kejam, selalu saja malam yang bersekongkol dengan kenangan.
Ini bukan soal gelap dan heningnya saja,bicara tentang angin bisa mengalahkan detang jam yang lewat begitu saja, dinginnya sudah masuk tulang belakang melewati rajutan jaket sederhana. Kubiarkan malam itu, kita harus sadar, sekali kali itu perlu, untuk melihat yang sudah jauh berlalu atau yang akan lalu, bukankah kita butuh mengobrol dengan dirisendiri, dengan apa yang dilakukan selama ini hanyalah euforia atau ...
Mungkin inilah adalah pesan untuk berpikir lebih lama dengan kenangan atau berpikir keras dengan kisah selanjutnya. Kali ini aku sepakat sebenarnya aku tidaklah begadang melainkan hanya memindahkan waktu tidur. Ahh kali ini aku kalah telak.
Malam belum habis, begitu juga dengan kisah yang akan kujalani. Tidak akan kuberi kesempatan pada malam untuk mengenang kisah yang itu-itu saja, sebab kisah masih mempunyai sedikit waktu untuk diperbarui. Memang malam terkadang tidak adil, mengacak seenaknya setiap kisah. Memang malam terkadang kejam, selalu saja malam yang bersekongkol dengan kenangan.
Ini bukan soal gelap dan heningnya saja,bicara tentang angin bisa mengalahkan detang jam yang lewat begitu saja, dinginnya sudah masuk tulang belakang melewati rajutan jaket sederhana. Kubiarkan malam itu, kita harus sadar, sekali kali itu perlu, untuk melihat yang sudah jauh berlalu atau yang akan lalu, bukankah kita butuh mengobrol dengan dirisendiri, dengan apa yang dilakukan selama ini hanyalah euforia atau ...
Mungkin inilah adalah pesan untuk berpikir lebih lama dengan kenangan atau berpikir keras dengan kisah selanjutnya. Kali ini aku sepakat sebenarnya aku tidaklah begadang melainkan hanya memindahkan waktu tidur. Ahh kali ini aku kalah telak.
![]() |
Malam itu dengan rembulannya. |
0 comments:
Post a Comment