Dikala Gondrong Tiba

Gondrong adalah sebutan untuk seorang laki-laki berambut panjang, Itulah kenapa cewek tidak disebut Gondrong, karena mereka bukan laki laki dan laki laki bukan mereka, tapi mereka dan laki laki ditakdirkan untuk menyatu sehingga mampu menciptakan Gondrong junior, Coretan Payah edisi "Dikala Gondrong Tiba", akan mengulas sepenggal cerita dari sepanggul kisah yang terjadi selama Gondrong itu tiba.

Alasan Pecinta Alam ?

Tariklah nafas dari udara bersih itu. Kemudian biarkan sepatu tua keluar dari rak-nya. Kain segi tiga itu biarkan ada. Rutinitas akan kalah, kalahlah dengan jiwa. Nyaman akan jauh, dipecahkan dan terpelanting. Tentu ada kisah, dari perjalanan jauh melelahkan.

#SaveCawang | Sudah Dengar Tangisan Cawang hari ini ?

Payah, tangisan Cawang tak terdengar, jelas tangisan itu rintih. betul aku adalah orang yang payah, bagaimana tidak, seorang mahasisw...

Siul fales mengiringi pagi yang hampir saja terlewatkan, hari ini hampir saja habis di zona nyaman, dikasur yang tak terjemur entah berapa bulan. Kopi panas kuperintahkan untuk dibuat padahal hanya ada aku dan kucing waktu itu, astaga, kucing itu belum terlatih untuk segelas kopi, segelas kopi yang di dedikasikan untuk modal berpikir dan berandai-andai.

Saturday, 21 May 2016

Untuk Kawan, Kerja Nyata atau Pekerja Nyata ?

Apa kabar kawan, masih bagun kesiangan hari ini, hahahaha berarti kita sama, kali ini izinkan coretan payah berkisah sedikit. Kawan, terdengar kabar sebentar lagi kau akan melaksanakan tugas besar dari seorang Mahasiswa/i, benar begitu, tentu kau ingin waktu itu segera tiba. Kuliah Kerja nyata, kebetulan aku pernah melakukannya. Hanya kebetulan aku yang duluan.

Kawan, boleh aku bercerita sebagai orang yang kebetulan, bukan maksudnya sebagai tanda aku lebih tahu dari masa itu. Walaupun nantinya coretan payah ini terkesan sedikit mengurui, maafkanlah itu, anggap aku orang yang payah, semoga dari kepayahan ini menjadi berkah dan membuat kita untuk berusaha lebih hebat.

Kawan...
Kuliah kerja nyata (KKN) bagiku mata kuliah wajib terasik yang pernah ada di planet bumi. Ini adalah wujud nyata dari pengabdian seorang Mahasiswa untuk turun dan melihat langsung bagaimana kondisi sebenarnya kemudian melakukan sesuatu sebagaimana mestinya. Ini juga merupakan cerminan dari kualitas seorang Mahasiswa/i selama mempelajari teori dibangku kuliahnya. Kuliah kerja nyata atau disingkat KKN, Kukerta atau apapun itu, bagiku adalah kerja nyata bukan pekerja nyata. Dua kata ini tersimpan makna  berbeda walaupun intinya sama bekerja.. 

Kawan...
Kerja nyata dan Pekerja nyata, silakan kau pilih, tapi aku jelaskan sedikit gambarannya. Kerja nyata adalah bentuk kerja bersama masyarakat, yang sebelumnya direncanakan bersama-sama, tujuannya untuk masyarakat itu sendiri, biasanya jauh dari istilah sumbangan dana karena memang dilakukan secara bersama dan memanfaatkan peluang yang ada. Kopi akan keluar dari ibu ibu, kayu akan dapat dari hutan desa, tenaga akan terkumpul untuk suatu karya bersama. Namun berbeda dengan pekerja nyata, biasanya melakukan sesuatu berdasarkan kepentingan diri sendiri, dilakukan oleh diri sendiri. Pekerja ini akan dekat dengan istilah sumbangan dana, tenaga hanya dari kalangan mahasiswa/i, layaknya pekerja profesional masyarakat dijadikan penonton dan siap bertepuk tangan ketika selesai, tanpa tahu apakah masyarakat membutuhkan itu. 

Kawan...
Tentu kalian nanti akan dikelompokan dari beberapa Mahasiswa/i dengan latar belakang dan jurusan yang berbeda, kemudian berada dalam satu atap kurang lebih satu bulan, berbicang, bercanda, bersedih, bahagia, pasti akan terjadi. Banyak macam sifat, baik dan buruk adalah kepastian, tentu bukanlah hal yang menyenangkan apabila rumah tangga tidak harmonis. 

Perlu disadari kawan, dari cerita kelompok inilah akan tercipta kisah yang sulit dilupakan, rukun-rukunlah, berpikirlah setiap orang memiliki potensi, memiliki anggota kelompok yang kuat begadang, main kartu dan perokok keras adalah anugerah tersendiri, karena orang seperti inilah yang akan menjadi garda terdepan menyambut tamu yang biasanya sampai larut malam, orang  ini akan mengerakkan pemuda/i desa lebih cepat, orang ini juga, lebih aktif menjamin keamanan kelompoknya. Itu adalah contoh potensi sederhana yang biasanya dianggap sepele

Kawan...
Tidak ada yang lebih unggul dalam kelompok kecil ini, itu akan indah dan terkenang sampai kapanpun apabila saling menghargai dan mampu melihat mengerti satu sama lain.

Kawan...
Tentu misimu besar, harapanmu membawa perubahan namun ketika biacara soal permasalahan, sering-seringlah untuk mengobrol dengan masyarakat, karena mereka sudah sejak awal, bahkan lebih lama mengetahui kondisi sebenarnya, bagaimana bisa orang baru dengan ide yang besar akan menyimpulkan permasalahan tanpa narasumber handal bernama masyarakat.

Kawan...
Ketika nanti kau sudah ditempatkan di daerah sana, lepaskanlah dulu ke-maha-an mu itu, jangan pakai bahasa intelektual mu itu, tidak banyak yang mengerti itu, serba mewahmu itu, karena disini begitu sederhana, tidak serumit dengan fasilitas yang biasa kita pakai. 

Kawan...
Jangan lupa, Selain program kerja yang selalu kau banga-bangakan itu, yang selalu kau unggulkan itu, disisi lain masyarakat hanya ingin hadirmu yang pecah dan lebur, ikut bermain voli di sore hari, ikut berkebun, melaut dll. Bagaimana bisa tangan mulusmu tidak dipecahkan hanya untuk sebulan lebih saja, biar tahu rasanya jadi rakyat biasa, hingga kau duduk di jabatan nanti ingat dengan tangan-tangan yang pecah untuk mencari nafkah. Berbaurlah dan jadi bagian dari mereka bukan sebagai tamu jauh yang begitu kaku.

Kawan...
Tentu kita adalah seorang mahasiswa/i yang belum mampu mencari uang, berundinlah dengan masyarakat untuk tempat tinggal layak dan tidak terpakai tanpa untuk menyewa, usahakanlah dulu, walaupun sulit. Hilangkanlah kebiasaan sumbangan dana hanya untuk menjadi tukang cat atau membuat plakat nama, kegiatan klasik ini melekat sekali, bukankah tidak harus kau datang untuk melakukan itu, atau hanya itu yang dapat dilakukan. 

Kawan...
Setelah semuanya selesai, sempatkan waktu untuk berkunjung lagi, melihat kembali sejauh mana yang kita lakukan dulu. Atau selama itu waktumu habis hanya untuk cinta-cintaan. 

Sekali lagi Kawan, sebagai kalimat penutup dan sekaligus pertanyaan untuk tujuan keberangakatan mu nanti. Kau mau melakukan apa yang kau mau atau apa yang masyarakat mau ? Kemudian kau mau kerja nyata atau pekerja nyata ? 

Sekian.
Salam dari kelompok KKN UNIB Periode 76 Kecamatan Enggano, Desa Meok 2015.
 
Salam dari kelompok KKN UNIB Periode 76 Kecamatan Enggano, Desa Meok 2015

Friday, 20 May 2016

The Day of National Resurgence

Today is May 20 known as the Day of National resurgence. We commemorate the Day of National resurgence by making ceremony. According to me ceremony is not important. The most important thing is to implement moral instruction of the Day of National resurgence.
The things that can be taken as moral instruction when we commemorate the Day of National resurgence are :
1. It is the best moment to free ourselves form stupidity, poverty and backwarness.
What is meant by National resurgence in accordance with this moment we are forced to step forward for getting achievment and progress.

2. The Day of National resurgence should be used as moment to free ourselves from all kinds of colonialsm. There are still many people in our country who are oppressed, They often get violence. It indicates that our people expecially women are still trapped in colonialsm.

3. The Day of National resurgence should be used to developer harmony, solidarity,  unity and integrity. Nowadays the world is facing proxy war, it is war against Civilization. The war is intended to deprave indonesian generation. 

I need to write about this topic because today is the Day of National resurgence for all indonesians. Lets keep our spirit and motivation to step forward for the glory of our beloved country. INDONESIA.

The Day Of National Resurgence


Friday, 13 May 2016

Alasan Pecinta Alam

Tariklah nafas dari udara bersih itu.
Kemudian biarkan sepatu tua keluar dari rak-nya.
Kain segi tiga itu biarkan ada.
Rutinitas akan kalah, kalahlah dengan jiwa.
Nyaman akan jauh, dipecahkan dan terpelanting.
Tentu ada kisah, dari perjalanan jauh melelahkan.

Masukilah wilayah yang jarang dimasuki.
Telusurilah wilayah yang jarang ditelusuri. 

Untuk hidup sehat, lengkap dengan matahari pagi dan embunnya.
Untuk irama jangkrik, seirama dengan purnama terang.
Atau hanya sekedar menemukan teknik siul baru, dari burung penghuni hutan.
Bahkan, Untuk sekedar mandi di tingginya air yang jatuh menutupi tebing.
Untuk sekedar canda dari lingkaran sederhana masyarakat desa.
Yang jelas, Untuk segala pesonanya.

Biasanya keindahan itu sampai keatas sekali, sampai kagum dengan penciptanya.
Biasanya banyak siul pertanda habitat yang hilang. 
Sangat pasti, bisik itu akan terdengar dari tanah yang dijajah perusahaan.
Bahkan banyak jurang terjal begitu nampak, bagaimana bisa hidup tidak seadil itu.
Rasakan bagaimana seharusnya memerankan diri, dari kesederhanaan yang ada.

Semua itu terlihat, terdengar dan dirasakan..
Sebab memang kita berada disitu, entah bagaimana panca indra merekamnya.
Biarkan saja terbentuk sendiri, mengalir dari setiap petualangan panjang.
kemudian seharusnya nurani terpanggil.

Dibalik perenungan diri, menyepi dalam nuasa alam.
Pasti alasan itu akan tegar.
tentang kenapa ada disini.
tentang kenapa sejauh ini.

Untuk seluruh alasan, itulah kenapa aku seorang "Pecinta Alam " (M-14141.KP)


Bersama pahlawan desa dari penjajah tanah, MERDESA !





Puisi Payah

Bercanda dengan daun  mati.
Aku berteduh didaun yang amat kecil.
Sedangkan matahari amat indah sinarnya.
Membakar kulit.
Membuatku terpanah dengan perjalan ini.
Hai kasur empuk.
Hai wajah lembut.
Hai zona nyaman, maaf aku meninggalkan mu.
Aku sedang tepat.
Tepat saling bersentuh.
Dengan ranting dan daun yang mati.
tersandar padanya.
Ransel terpunggung, kubiarkan sejenak tergelatak sama sepertiku.
Akan kujawab saja langsung dengan tanah tanahnya.
Mengapa aku berada disini.

Dengan Malam dan dinginnya.
Dengan siang dan panasnya.
Tubuh yang lelah tergeletak.
Jatuh sejatuhnya, lelah selelahnya
Lihatlah ini.
Rimba dengan isinya.
Langit dengan pelanginya.
Aku sekarang diantara sunyi.
Diantara saudara yang sama lelahnya.
Diantara saudara dengan usaha untuk tertawa.
Sayang tidak ada kamu disini, mungkin sumbu tawa langsung pecah dari wajah lelahmu.
Tapi intinya, ini tidak akan terlupa.
Bagaimana menghabiskan malam ditengah hutan.
Diantara pondok kecil dengan keramahan keluarganya. (Ekspedisi Mapetala Unib 2016, Bukit Kumbang).

Ayub Saputra dengan lelahnya

Tuesday, 10 May 2016

Terus-terusan

Siul fales mengiringi pagi yang hampir saja terlewatkan, hari ini hampir saja habis di zona nyaman, dikasur yang tak terjemur entah berapa bulan. Kopi panas kuperintahkan untuk dibuat padahal hanya ada aku dan kucing waktu itu, astaga, kucing itu belum terlatih untuk segelas kopi, segelas kopi yang di dedikasikan untuk modal berpikir dan berandai-andai.

Dear modal yang tadi sebelumnya aku sebutkan, kali ini lebih banyak ketakutan yang entah datang dari mana, atau karena tontonan hina itu telah meracuniku. Takut begini, takut begitu, nanti seperti ini, nanti seperti itu. Ahh kenapa harus ada pikiran seperti itu, terpenjara oleh pikirannya sendiri.

Melangkah kaki kiri atau kanan dulu selalu jadi perdebadatan, padahal antara kiri dan kanan adalah sama melangkah, tapi alangkah lucunya kalau  kiri dan kanan sama melangkah, seolah melompat, ujungnya akan letih lebih cepat.. Bagaimana kalau begini saja, aku habiskan dulu kopiku, tapi tunggu dulu, mana kopinya ? kau suruh kucing tadi yang buat ?  Lupakan, langsung kita rundingkan saja kemana langkahnya, berdebatlah antara jalur yang mana, jalur euforia atau jalur terjal penuh dengan penindasan, atau asiknya untuk pencitraan saja, untuk memperbaiki keadaan atau bahkan memperburuknya. Sudahlah, berpikir pun kita tak mau, bahkan ketika terlontarkan, gelar Sok Hebat kau dapatkan.

Apakah ini curhat, bukan, ini adalah beberapa huruf yang dipaksakan menjadi kalimat, bersumber dari kepayahan hidupku, yang hanya bisa kutulis dalam maya, bercinta seharian kemudian menodai laptop warisan keluargaku. Tapi setidaknya ada kelakuan gagal yang diperbuat. seperti coretan payah ini.

Ngak asik sekarang, itu dulu, keduluan, jadul dan ngak sesuai lagi. kata macam apa itu, apakah ini modern katanya ? lantas bagaiamana selanjutnya ? pararam pararam (bacakan seperti lagunya Radja) mending kita bernyanyi, pararam pararam (bacakan seperti lagunya ian kasela) mending kita bersiul walaupun fales, bergitar sepuasnya, yow man, jangan lupa dorongan di lingkaran setan yang kita buat, antara malam, antara tawa, antara kebahagian semu.

Akhir kata, bolehkah aku menyebut satu istilah yang aku sendiri belum tahu artinya, "Event Organizer Intelektual" yang lahir dan terbentuk dari miniatur negara (kampus). Dengan mengucapkan kalimat payah, saya membolehkan diri, untuk istilah tersebut. Bagaimana che, tertarik untuk jadi bagian. Tugasnya gampang, kita tidak bicara gerakan, apalagi keadilan, kekerasan perempuan dan anak atau konflik agraria, pelanggaran ham, korupsi, penindasan dan lain sebagainya itu jadi urutan kesekian. Tugas utamanya Ceremonial, kamu cukup punya keahlian di sesi bagian mana, kalau aku tentu di  sesi perlengkapan, mengumpulkan paham yang belum lengkap. bagaimana bisa berkesempatan menjadi kaum intelektual tapi menjadi tua hanya untuk itu. Aduh, payahnya diri ini, banyak misi yang gagal, payah sekali, betapa sialnya kejadian ini, tapi nanti dulu che, bagaiamana kalau doakan aku menjadi Superman saja. terserah kau mau berdoa dengan agama apa, aku menganut Sila Pertama.

Akhir kata yang paling akhir, tidak perlu urus yang tidak penting, seperti kata kau, rakyat hidup rakyat ! hidupi saja dirimu yang tidak terurus itu, terus saja, teruskan saja, sampai nurani sedikitpun tidak bergetar melihat ketidakadilan, jangankan empati, simpatipun jauh dari lintasan. Terus saja sampai semuanya digusur, teruskan saja sampai yang kecil tergencet dengan sendirinya. Terus saja, hingga semuanya sama berpikir, yang terus terusan tadi bukan urusan kita. Itu urusan Mahasiswa sedangkan kita adalah Event Organizer Intelektual !! Hidup Payahsiswa !!

Orang payah yang berbicara saja, Ayub Saputra yang sedang berproses mencari tambahan nama  belakang di miniatur negara (kampus)

Monday, 9 May 2016

#SaveCawang | Sudah Dengar Tangisan Cawang hari ini ?

Payah, tangisan Cawang tak terdengar, jelas tangisan itu rintih. betul aku adalah orang yang payah, bagaimana tidak, seorang mahasiswa yang katanya lahir di Sumatera Selatan, Lubuklinggau, Musi Rawas, Musi Rawas Utara tidak mengetahui jeritan tangis ini. Mungkin tau, lantas apa?

Cawang, lebih tepatnya Dusun Cawang Gumilir, Desa Bumi Makmur, Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas, harusnya ada suara mahasiswa agar lebih lantang dan kuat katanya. 344 Kepala keluarga yang didalamnya terdapat 151 Petani tergusur dan digusur akibat Konflik Agraria dengan perusahaan milik Marubeni Corp Jepang, Pt Musi Hutan Persada (Pt. MHP).

Sore, malam, pagi, begitu seterusnya aku diam saja dengan alasan tugas akhir yang masih menjadi tanggung jawab. Orang yang payah ini kuliah di Provinsi Bengkulu  itu berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan. Akan tetapi Jauh dari Cawang 'katanya seraya menurunkan cangkir kopi panas yang barusan ia minum. Sopir travel yang hampir dua kali pulang pergi melewati Provinsi Bengkulu dengan Provinsi Sumatera Selatan, Kota Lubuklinggau, Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Musi rawas Utara bersiul santai menanggapi kejauhan itu. entah sejauh apa dari tempatmu.

Kicau suaranya, sering terdengar di tanah  orang, tapi ditanah kelahirannya sendiri, diam dan lempam. Kerupuk tak berwadah, itulah istilah lainnya.  Apa memang para mahasiswa yang kuliah jauh hanya untuk melupakan daerah asal ?  atau memang kita Mahasiswa yang enggan berpikir dan bergerak atas nama keadilan, atas nama daerah. Tugas dan kewajiban kampus itu dulu deh, jangan sok hebat ? realistis saja, orang tua kita butuh kita tamat, bukan  jadi pahlawan kesiangan pembela rakyat. Mari kita rayakan kepayahan ini,  aku memang Payahsiswa bukan Mahasiswa. 

Jika penilaianmu antara Sok Hebat dan Sok Diam. Lebih asik yang mana, tapi payah, sulit membicarakan ini, rakyat juga tetap hidup, ada atau tidaknya mahasiswa rantau itu, setidaknya ada nilai menjadi sok hebat ketimbang bersiul, merokok, pacaran, bangun kesiangan  menjadi pendiam dan bungkam.

Sejak juli 2015, 120 Hektar kebun karet dan lahan pangan serta 188 unit rumah digusur atas nama Konservasi. Sekarang sebagian dari mereka tinggal di Balai Desa dengan kondisi seadanya. Surat  edaran yang merujuk pada penghentian pengusuran pada 14 Juli 2014 ditanda tangani Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.317/MenLHK-PSKL/2015 tak ubah seperti surat cinta masa sekolah dasar ku dulu, atau sekedar ceremonial atas nama kehebatan pelayan masyarakat.

Aparat banyak disana, menjadi pahlawan kesiangan sama saja bunuh diri. Hei Payah, duduk ditindas atau bangkit melawan itu semboyan siapa, semboyan perlawanan atau nyanyian di jalanan yang mulai hilang. Lihatlah bagaiamana Pemindaan paksa (force eviction) mengambil alih lahan produktif masyarakat, astaga, itu lahan produktif bukan tidak terpakai. Disana ada kehidupan dan penghidupan masyarakat. Apakah ini namanya mengedepankan bisnis ketimbang hak asasi manusia.

Kepada yang hormat, Pemerintah. Pelanggaran Ham ini tak patut direstui, memang memihak masyarakat tidak ada untungnya kecuali masa kampanye.  Jangan kau suguhkan pembodohan atas nama konservasi sedangkan dibaliknya perluasan lahan perkebunan perusahaan yang mengorbankan rakyat yang hanya untuk hidup. 

Semoga kepayahan ini dibaca dan terdengar oleh orang yang payah sama sepertiku. Titip salam mahasiswa dan mahasiswi hebat diluar sana, yang memiliki kampus ternama, terbang kemana-mana, menguasai beribu bahasa,  hidup mewah, suaranya ada di tempat lain, tapi kebingungan di tanah sendiri. Hidup Payahsiswa !

"Jika Anda bergetar dengan geram pada setiap melihat ketidakadilan, maka Anda adalah kawan saya"- Ernesto Che Guevara.

Photo pengusuran kebun karet masyarakat yang diambil di laman mongabay.com

photo pengusuran yang diambil melalui laman http://walhi-sumsel.blogspot.co.id


luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com